JAMUGA

Apa Itu Jamuga ?

JAMUGA merupakan sebuah kegiatan dengan akronim Jam Untuk Keluarga. JAMUGA digagas dalam rangka preventif mencegah anak dalam perkembangannya tidak berkembang dengan pola atau jalur yang salah, dengan demikian Anak-anak dan remaja dapat terhindar dari kekerasan dan bullying di Kota Bandung. Meluangkan waktu bersama keluarga memiliki peran krusial dalam memperkuat ikatan antara orang tua dan anak, yang dapat berkontribusi signifikan dalam mencegah terjadinya bullying atau perundungan di sekolah. Kelekatan emosional yang terbangun melalui aktivitas bersama, seperti makan malam keluarga, bermain, atau sekadar berbicara tentang kegiatan sehari-hari, memberikan anak rasa aman dan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan sosial di lingkungan sekolah.

Waktu berkualitas antara orang tua dan anak bukanlah sekadar momen bersama, melainkan investasi berharga dalam perkembangan emosional dan sosial anak. Para ahli merekomendasikan beragam aktivitas untuk membangun ikatan keluarga yang kuat: makan bersama 4-5 kali seminggu, percakapan mendalam 15-30 menit setiap hari, dan aktivitas fokus pada anak seperti bermain atau membantu dengan tugas sekolah. Kualitas interaksi ini terbukti lebih penting daripada kuantitas, membentuk fondasi kokoh bagi anak-anak untuk mengembangkan empati, kemampuan berkomunikasi, dan kepercayaan diri (Wardyaningrum, 2014).

Hubungan yang erat antara orang tua dan anak tidak hanya menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, tetapi juga berfungsi sebagai perisai terhadap perundungan. Anak-anak dengan ikatan keluarga yang kuat cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik, memungkinkan mereka membentuk hubungan positif dengan teman sebaya. Lebih jauh lagi, keterlibatan orang tua yang intens membantu dalam mengenali tanda-tanda awal perundungan, memungkinkan intervensi dini. Dengan demikian, waktu berkualitas bersama keluarga bukan hanya tentang membangun kenangan indah, tetapi juga tentang membekali anak-anak dengan alat yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan sosial, termasuk mengurangi risiko perundungan di sekolah (Battle, 2021).