CINAMBO, AYOBANDUNG.COM–Untuk menuju Taman RW 02 memang harus melewati jalan kecil karena kawasan ini dipisahkan oleh sungai besar. Berada di Jalan Bebedahan, Kelurahan Babakan Penghulu, Cinambo, taman ini dihiasi dengan berbagai mural dan warna yang menarik.
Selain taman bermain yang diisi dengan jungkat-jungkit, ayunan, dan seluncuran, taman ini juga menyediakan pojok organik dan anorganik. Di pojok organik terdapat bata Terawang, Tong komposter, dan kolam lele. Di sana merupakan tempat pengolahan sampah organik yang akan menghasilkan pupuk cair atau pupuk kering.
“Ada pojok anorganik di mana tempat pengumpulan sampah plastik yaitu bank sampahnya,” kata Lurah Babakan Penghulu, Atang Rahman, Sabtu (16/3/2019).
Di sudut dekat kolam lele terdapat bunga, dedauan, dan dinding yang dilukis logo Kangpisman.Tak lupa, ada saung Kangpisman untuk dijadikan tempat berkumpul warga. Taman ini menjadi berseri dan nyaman untuk dijadikan tempat bermain bersama.
Tempat pengolahan sampah organik yang mereka buat adalah bata terawang. Bata terawang merupakan batu bata yang disusun tidak rapat dan membentuk kubus yang bertujuan untuk mengolah sampah.
Cara mengolah dengan medium bata terawang adalah sampah berwarna hijau dan coklat dipotong kecil dengan ukuran satu sampai lima sentimeter. Lalu dimasukkan ke dalam wadah pengomposan. Jangan lupa disemprot mol 3 hari sekali dan diaduk.
“Di aduk 3 hari sekali agar panas merata baru setelah satu bulan dipanen, diayak untuk membuang butiran besar. Baru selanjutnya kompos dimanfaatkan,” paparnya.
Adapun Tong komposter adalah sebuah Komposter yang dibuat dari tong plastik. Ia digunakan untuk mengolah sampah organik.
Cara kerjanya, kata Atang, siapkan bahan sampah organik yang telah dicacah kecil. Kemudian masukkan sampah organik ke dalam Tong komposter. Lalu, semprot dengan cairan starter untuk pengomposan atau MOL.
“Pada awal pemakaian, komposter baru bisa menghasilkan air lindi atau kompos cair dalam waktu 2 minggu. Selanjutnya pengambilan lindi dapat dilakukan dalam waktu 2 sampai 3 hari sesuai kebutuhan pemanfaatannya,” ujarnya.
Dalam proses pengomposan ini selain menghasilkan pupuk padat juga menghasilkan pupuk cair atau yang disebut lindi. Selain berisi sisa air starter kompos yang berisi mikroba, terdapat sisa cairan yang hasil pembusukan.
” Cairan itu terkumpul di bagian bawah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair,” katanya.